Kamis, 05 April 2012

maafkan aku


Aku tak bermaksud untuk mengungkit-ngungkit tentang masa lalu. Tentang aku, kamu, dan kita. Aku hanya teringat akan sebuah memori indah yang terekam dalam otakku. Kamu mungkin benci dengan satu hal yang diungkit-ungkit, akupun begitu. Tapi salahkah jika otak ini merekam setiap detik demi detik perjalanan ini. Jangan salahkan otak, jangan salahkan aku, jangan juga menyalahkan kamu ataupun rembulan. Karna saling menyalahkan itu bukan hal yang dapat menemui titik akhir dari sebuah masalah. Aku ingin duri ini dapat cepat tercabut dari dalam daging, karna jika tidak secepatnya dicabut akan semakin menimbulkan luka yang mendalam. Mungkin ini suatu kesalahpahaman antara aku, bintang, bulan, dan planet-planet lain. Hanya keterbukaan yang dapat menyelesaikan semua ini. Tapi ego dan gengsi kami masing-masing justru mengalahkan segalanya. Andai bibir ini tak berat tuk mengucap kata maaf, mungkin tak akan serumit ini masalahnya.
                Karna keegoisanku juga, bintang menjauh dariku dan lebih memilih rembulan. Maafkan aku bintang, kau tak nyaman berada disampingku. Aku tidak berusaha memiliki bintang, karna bintang itu satuhal yang mustahil untuk dimiliki. Yang aku mau hanya berada disampingnya dan ada ketika dia butuh atau setidaknya dia akan berbagi cerita denganku. Apa permintaanku itu terlalu sulit dan merepotkan ? entahlah. Tuhan, aku benar-benar bingung kali ini. Aku takut untuk melangkah, aku takut untuk bertutur kata, aku taku melihat, bahkan aku takut berkedip. Yang paling aku takutkan diantara yang tadi disebutkan mungkin berkedip. Karna aku takut ketika aku membuka mata ini kembali kau sudah tak ada disampingku.

5 april 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar