Yang
aku ingin hanya berjalan dan terus berjalan, hingga kaki ini tak mampu menopang
beratnya tubuhku. Setelah itu aku ingin berlari dan terus berlari, hingga dada
ini sesak tak dapat menghirup nafas lagi. Aku terus berjalan dan berlari di
tepi pantai yang kusinggahi. Walaupun kita bersama tapi kenapa aku selalu
merasa kalau jiwa ini sendiri menyepi di tempat suci yang tak dapat didaki. Aku
hanya bisa melihat mereka dengan satu strip senyum tipis di ujung bibir kecil
ini. Aku tak ingin sendiri, aku tak ingin berlari, dan aku tak ingin menyepi.
Tetapi kenapa seolah-olah keadaan mendorongku untuk melakukan demikian.
Melakukan hal yang sama sekali tak aku
inginkan, apalagi aku harapkan. Menyendiri dan sepi.
Aku mohon, yakinkan aku bahwa aku
tak pernah sendiri. Yakinkan aku bahwa aku ini bukan jiwa yang sepi, yakinkan
aku bahwa aku ini mentari. Karna sesungguhnya kesendirian itu bukan pilihan,
bukan pula karna keadaan yang membuat kita terasingkan dan merasa sendiri.
Sesungguhnya kesendirian itu hanyalah prasangka dan sugesti manusia tentang
dirinya. Prasangka akan takutnya kehilangan orang-orang yang berada
disekitarnya. Karna sebetulnya manusia itu tak pernah sendiri dan tak bisa
hidup sendiri.
17
april 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar