Jumat, 06 April 2012

Malam yang terang


Hari ini aku benar-benar merasa lega dengan hati ini. Yah, aku rasa aku tidak benar-benar tertarik ataupun jatuh cinta pada bintang. Aku akan meyakinkan itu dalam hatiku. Perasaan yang selama ini aku rasa itu bukan perasaan yang special atau istimewa. Aku harap memang begitu dan terus tetap begitu. Walaupun ada ribuan kaset rekaman yang merekam detik demi detik perjalanan ini, tapi aku berusaha tidak memperdulikan hal itu. Karna prioritasku kali ini hanya ayah dan bundaku, hanya mereka alasan aku bertahan dengan benteng kokoh ini.
                Aku akan menutup mata ini rapat-rapat, menyumpal telinga dalam-dalam, dan memeluk hati ini erat-erat agar tidak berpenghuni. Aku tak mau tahu tentang rahasia langit luas, dan misteri bintang-bintang. Dan aku tak akan mengganggu urusan bintang dan rembulan lagi, toh bintang pun tak pernah betul-betul memerlukanku jadi apa harus aku peduli pada mereka. Aku lelah mencari, aku lelah menanti, aku lelah disakiti. Yang aku mau saat ini hanyalah hidup normal yang tak terlilit poblematika cinta. Aku akan berhenti mencari, dan memutuskan untuk dicari. Aku akan berhenti menanti, dan memutuskan untuk dinanti. Aku akan melupakan angin badai, aku akan melupakan malam, dan aku akan melupakan BINTANG. Aku akan menanti awan kedamaian yang dengan tulus datang untuk mendampingi seorang mentari. Aku akan belajar mencintai daripada harus terus tersakiti. Terima kasih saturnus, kau telah rela mendengar seluruh ocehanku yang kurang bermakna. Terimakasih badai, yang telah memberiku arti kehidupan, terima kasih bulan yang memberi aku pelajaran, dan terima kasih bintang yang telah memberiku malam yang terang. Selamat tinggal kenangan, karna aku akan membuka lembaran baru menjadi seorang mentari yang lebih tegar dengan sejuta kehangatan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar