Jumat, 03 Februari 2012

wildan


                24 november 2011

                Hari ini hari yang sangat berbeda buat aku, tau kenapa ? karna hari ini aku merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelum nya. Kedengerannya mungkin sedikit aneh, bahkan sangat amat aneh. Yaps, hari ini aku bener2 dilanda kerinduan di titik puncak. Rindu yang benar2 rindu, ketika aku teringat akan seorang lelaki di masa lalu yang membuat masa peralihan ku dari anak2 menuju remajaa terasa berwarna. Namanya WILDAN ZARKASYI.
                Aku bingung harus bercerita darimana, yang jelas sepertinya aku galau. Oke, berawal dari isi dompetku. Kamu tahu apa isi dompetku itu ? isi dompetnya itu biodata nya WILDAN. Aku selalu bawa dompet itu kemanapun aku pergi, dan selalu berharap agar dompet itu tidak akan pernah hilang. Karna dompet itu adalah sesuatu yang sangat berarti buat aku, bukan masalah seberapa banyak uang yang ada di dalam dompet itu tapi apa isi dompet itu. Aku mulai teringat lagi akan kenagan manis itu ketika ari melihat isi dompetku, jujur aku malu sekali saat itu. Karna pasti semua orang berfikir kenapa ada orang yang nyimpen biodata orang spesialnya di dompet. Kamu tau kenapa ? karna kemanapun aku pergi aku pasti bawa dompet itu. Itu sebabnya aku jarang meninggalkan dompet ku. Karna aku ingin selalu berada dekat dengan si pemilik biodata itu, walaupun bentuknya hanya sebuuah biodata tapi itu sangat berarti.
                                                                                                *****
                Dua tahun itu bukan waktu yang sebentar buat aku. Siapa coba orang yang bisa nyipen prasaan nya sampe dua tahun? Cuma wildan kalo kata aku orang yang bisa melakukan itu. Sebetulnya mungkin aku juga merasakan hal yang sama dengan yang wildan rasakan saat itu. Tapi sepertinya aku belum yakin dangan perasaan itu, karna dulu aku masih seorang anak SMP yang baru aja lulus dari SD jadi mana tau soal cinta dan suka-sukaan. Karna kepolosan dan kecuekan aku tarhadap masalah hati, aku justru malah kehilangan dia. Dan kalian tahu bodoh nya apa ? aku baru merasakan itu setelah aku menginjakan kaki di kelas 2 SMA, parahkan ? apa selama itu aku jatuh cinta ? kenapa hanya wildan orang yang bisa menyentuh hati aku sedalam itu ?
                                                                                                *****
                Oke dimulai dari awal pertemuanku dengan seorang WILDAN ZARKASYI. Dulu ketika aku masih duduk di kelas satu SMP ( kelas 7 ) aku tinggal di kelas 7b sedangkan wildan di 7a, serasi kan kita ? *ngarep. Biasanya di sekolah2 lain letak antara 7a dan 7b pasti tidak akan terlalu jauh, tapi berbeda dengan sekolah ku ini. 7a terletak di lantai 2 gedung SMP sedangkan 7b terletak di lantai 1 sebrang kolam ikan dan di samping UKS (sekarang kelas itu sudah jadi lab ipa).  Tetapi walaupun jarak kelas yang tidak dekat bukan berarti wildan tidak mengenal aku, buktinya dia nyimpen perasaan sama aku *GR. Kali  ini serius, ini bukan aku yang GR atau kepedean ya tapi nyatanya hampir semua temen dia tahu kalau wildan nyimpen perasaan ini buat aku, tapi sayangnya dulu aku itu lagi deket sama ARIF ya lebih tepatnya arif itu pacar aku. Mungkin itu factor pertama yang buat di mendem perasaan nya buat aku, karna wildan sama arif itu satu kelas. Mereka sama2 anak kelas 7a, dan engga mungkin orang sebaik wildan nyakitin perasaan orang lain. Factor yang kedua, dia itu anak yang amat sangat pemalu ya bisa di bilang pemalu tingkat dewa. Next, jujur waktu itu aku belum tahu yang mana yang nama nya wildan karna aku dari awal tahasus sampai pembagian kelas belum pernah satu kelas sama dia tapi kenapa dia bisa kenal sama aku ya ? maklum lah biasa orang cantik *wlek. Aku pernah denger itu pertama kali dari sigit, kalian tau sigit ? sigit itu temen sekelas aku dan sekaligus teman sekamarnya wildan. Awalnya sih aku kira becanda doang eh ternyata, itu asli dari lubuk hati dia paling dalam (padahal ga tau seberapa dalam hati dia buat aku). Ya gila aja, mana ada cowo yang kuat mendem perasaannya kurang lebih 2 tahun.
                                                                                                ***
                Waktu itu, aku lupa tanggal dan harinya yang jelas pelajaran BK antara 7a dan 7b itu bentrok. Si bapanya sampe ga masuk 7b berapa kali cumin gara2 jadwalnya yang bentrok, aku ga terima dong yah secara gitu itu pelajaran yang paling tidak usah berfikir kita hanya menjadi diri kita sendiri. Saat itu juga sudah banyak anak yang nyusul si bapa ke kelas 7a, pati hasilnya nihil meeka kembali tanpa bisa bertemu dengan guru BK nya terlebih dahulu karna udah keburu di usir sih sama anak kelas 7a. akhirnya aku sebagai seorang wanita yang nekat menerobos benteng pertahanan anak-anak 7a (lebih tepatnya benteng pertahanan lelaki 7a). dengan gaya yang petantang-petenteng aku melangkahkan kakiku ke lantai atas, dan kalian tahu apa ? sesampainya aku di lantai dua, belum sempat aku melangkahkan kakiku untuk mewujudkan niatku untuk menemui guru BK itu.
                “ whuuuuuu ……. “ sorak seluruh anak lelaki yang menjadi benteng pertahanan 7a itu. Nyaliku menciut seketika, tapi yah aku harus membela hak aku dan teman-teman ku yang lain. Akupun melanjutkan lenggangan kakiku memasuki kelas 7a. dan bertemu guru yang bersangkutan. Aku menjelaskan yang sebenarnya terjadi, dan guru itu memahaminya. Untung saja dia seorang guru BK, jadi mengeti permasalahan yang terjadi antara dua kelas kami.
                Krekk.. akupun membuka pintu kelas 7a untuk segera keluar dari kandang harimau itu. Semua mata tertuju padaku, aku langsung menundukan kepala saat menyadari hamper semua orang di lantai dua melihatku dngan pandangan tidak suka. Tapi diluar dugaan, ada seorang yang meneriaki namaku.
                “ mentari, tuh di cari wildan.” Kata anak laki-laki itu padaku. Dulu aku belum mengenal siapa sih wildan tu ? aku baru mendengar namanya pun dari sigit.
                “ wildan yang mana ?” balasku pada anak laki-laki itu. Dia tidak menjawab dengan kata-kata, tetapi dengan menarik langsung orangnya sampai di hadapanku. Tapi, belum juga dengan jarak 100 meter wildan udah ngacir kaya orang yang abis liat setan. Apa muka aku seseram itu ?
                “ malu wildan nya, nanti aja kalo dianya udah ga malu ya.” Kata anak laki-laki itu lagi. Dengan seribu tanda Tanya akupun menuruni anak tangga dan kembali ke kelas.
                                                                                                ****
                Tanpa memedulikan kata-kata semua orang, aku tetap melakukan aktifitas seperti biasa. Rutinitas yang dijalani oleh seorang anak kelas satu SMP. Sampai akhirnya tiba juga pada bulan suci ramadhan, tradisi di sekolahku itu biasana melaksanakan zakat fitrah di sekolah. Ya mau tidak mau semua murid harus melaksanakan aturan itu, walaupun sebetulnya ga penting sih kan zakat fitrah itu bisa dimana saja tergantung orang yang berzakatnya. Next, ketika itu pelaksanaan zakat di bagi menjadi per dua kelas mau tidak mau 7b pasti dengan 7a lagi barengnya. Satu-satu nama anak di panggil, mulai dari anak kelas 7a dulu. Arief di panggil urutan pertama karna nama dia beraawalan huruf A, huruf pertama abjad. Ketika arief sudah selesai melakukan zakat, dia menoleh ke arahku dan berkata “ di tunggu diluar ya.” Akupun mengganguk seketika dengan apa yang telah arif ucapkan tadi. Dia memerhatikanku dari sebrang kolam ikan, tanpa mengedip dan sesekali mengajakku berbincang. Sementara kadaan di dalam kelas sangat berisik aku mendengar seorang memanggil namaku.
                “mentari.” Panggil sigit dengan suara sedikit keras agar aku bisa mendengarnya. “apa?” tanyaku lagi. “liat sini, wildan nya pengen liat muka kamu katanya.” Balas sigit lagi. Lagi-lagi aku tidak mempedulikan perkataan sigit, aku kembali menatap jendela karna di sebrang sana ada arif yang sedang berdiri di tepi kolam. Buat apa juga aku peduli sama orang yang begitu liat aku langsung ngacir kaya orang yang abis liat hantu jeruk purut.
                                                                                                ****
                Lama kelamaan hubungan aku dan arifpun merenggang, karna arif jarang masuk sekolah. Di asrama pun dia tidak ada, aku bingung harus cari dia kemana. Yasudahlah karna aku orang nya juga tidak terlalu memikirkan orang lain bodo amat deh. Justru dengan meregangnya hubungan aku dengan arif tanpa disadari menarik simpatiku pada seorang wildan zarkasyi. Entah kenapa, tapi ya itulah yang aku rasakan saat itu. Setiap habis pulang sekolah wildan dan teman-temannya pasti main sapak bola di SDN1 peusing, kebetulan kamarku menghadap kea rah SD tersebut makannya aku tau kalo abis pulang sekolah jadwal dia main bola sama temen-temennya di SD. Tanpa aku sadari hamper setiap hari aku melihatnya main bola, sampai-sampai semua kausnya aku hapal. Tapi aku selalu menolak yang aku rasakan, aku bilang itu hal yang wajar karna melihat orang main bola belum tentu aku suka sama orang yang mainnya. Semakin aku mengelak semakin kuat perasaan itu, aku terus mengelak dari perasaan itu karna aku takut jatuh cinta terlalu dini. Sampai suatu saat Mia, teman sekamarku member kabar yang membuat hatiku ingin terbang rasanya. Dia bilang, kata yogi wildan minta biodata aku gilakan ? kaget banget aku dengernya.
“kenapa ga minta sendiri aja.” Kataku pada mia. “ ya kamu juga tau sendiri kali wildan orangnya kaya gimana, pemalu banget liat kamu aja di langsung lari. Apalagi ngomong, pingsan kali dia.” Balas mia lagi padaku. Aku diam karna aku ta tahu apa yang harus aku lakukan saat itu. Sampai aku berkata “ dia aja dulu yang ngsih biodatanya ke aku.” Candaku serius. “ oh oke-oke nanti aku bilang ke yogi.” Kata mia yang menjawab tantanganku.
Sebenarnya aku ta penah serius dengan yangku katakan tadi pada mia, tapi ternyata dia nganggep omongan aku itu serius dan dia bilang semua yang aku omongin ke yogi. Dan akhirnya aku mendapatkan biodata itu dari mia, ketika aku baca biodata itu. Gila, brondong ternyata aku sama dia tua aku EMPAT HARI dong. Langsung frustasi aku baca itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar