24
november 2011
Hari
ini hari yang sangat berbeda buat aku, tau kenapa ? karna hari ini aku
merasakan sesuatu yang belum pernah aku rasakan sebelum nya. Kedengerannya
mungkin sedikit aneh, bahkan sangat amat aneh. Yaps, hari ini aku bener2
dilanda kerinduan di titik puncak. Rindu yang benar2 rindu, ketika aku teringat
akan seorang lelaki di masa lalu yang membuat masa peralihan ku dari anak2
menuju remajaa terasa berwarna. Namanya WILDAN ZARKASYI.
Aku
bingung harus bercerita darimana, yang jelas sepertinya aku galau. Oke, berawal
dari isi dompetku. Kamu tahu apa isi dompetku itu ? isi dompetnya itu biodata
nya WILDAN. Aku selalu bawa dompet itu kemanapun aku pergi, dan selalu berharap
agar dompet itu tidak akan pernah hilang. Karna dompet itu adalah sesuatu yang
sangat berarti buat aku, bukan masalah seberapa banyak uang yang ada di dalam
dompet itu tapi apa isi dompet itu. Aku mulai teringat lagi akan kenagan manis
itu ketika ari melihat isi dompetku, jujur aku malu sekali saat itu. Karna
pasti semua orang berfikir kenapa ada orang yang nyimpen biodata orang
spesialnya di dompet. Kamu tau kenapa ? karna kemanapun aku pergi aku pasti
bawa dompet itu. Itu sebabnya aku jarang meninggalkan dompet ku. Karna aku
ingin selalu berada dekat dengan si pemilik biodata itu, walaupun bentuknya
hanya sebuuah biodata tapi itu sangat berarti.
*****
Dua
tahun itu bukan waktu yang sebentar buat aku. Siapa coba orang yang bisa nyipen
prasaan nya sampe dua tahun? Cuma wildan kalo kata aku orang yang bisa melakukan
itu. Sebetulnya mungkin aku juga merasakan hal yang sama dengan yang wildan
rasakan saat itu. Tapi sepertinya aku belum yakin dangan perasaan itu, karna
dulu aku masih seorang anak SMP yang baru aja lulus dari SD jadi mana tau soal
cinta dan suka-sukaan. Karna kepolosan dan kecuekan aku tarhadap masalah hati,
aku justru malah kehilangan dia. Dan kalian tahu bodoh nya apa ? aku baru
merasakan itu setelah aku menginjakan kaki di kelas 2 SMA, parahkan ? apa
selama itu aku jatuh cinta ? kenapa hanya wildan orang yang bisa menyentuh hati
aku sedalam itu ?
*****
Oke
dimulai dari awal pertemuanku dengan seorang WILDAN ZARKASYI. Dulu ketika aku masih
duduk di kelas satu SMP ( kelas 7 ) aku tinggal di kelas 7b sedangkan wildan di
7a, serasi kan kita ? *ngarep. Biasanya di sekolah2 lain letak antara 7a dan 7b
pasti tidak akan terlalu jauh, tapi berbeda dengan sekolah ku ini. 7a terletak
di lantai 2 gedung SMP sedangkan 7b terletak di lantai 1 sebrang kolam ikan dan
di samping UKS (sekarang kelas itu sudah jadi lab ipa). Tetapi walaupun jarak kelas yang tidak dekat
bukan berarti wildan tidak mengenal aku, buktinya dia nyimpen perasaan sama aku
*GR. Kali ini serius, ini bukan aku yang
GR atau kepedean ya tapi nyatanya hampir semua temen dia tahu kalau wildan nyimpen
perasaan ini buat aku, tapi sayangnya dulu aku itu lagi deket sama ARIF ya
lebih tepatnya arif itu pacar aku. Mungkin itu factor pertama yang buat di
mendem perasaan nya buat aku, karna wildan sama arif itu satu kelas. Mereka
sama2 anak kelas 7a, dan engga mungkin orang sebaik wildan nyakitin perasaan
orang lain. Factor yang kedua, dia itu anak yang amat sangat pemalu ya bisa di
bilang pemalu tingkat dewa. Next, jujur waktu itu aku belum tahu yang mana yang
nama nya wildan karna aku dari awal tahasus sampai pembagian kelas belum pernah
satu kelas sama dia tapi kenapa dia bisa kenal sama aku ya ? maklum lah biasa
orang cantik *wlek. Aku pernah denger itu pertama kali dari sigit, kalian tau
sigit ? sigit itu temen sekelas aku dan sekaligus teman sekamarnya wildan.
Awalnya sih aku kira becanda doang eh ternyata, itu asli dari lubuk hati dia
paling dalam (padahal ga tau seberapa dalam hati dia buat aku). Ya gila aja,
mana ada cowo yang kuat mendem perasaannya kurang lebih 2 tahun.
***
Waktu
itu, aku lupa tanggal dan harinya yang jelas pelajaran BK antara 7a dan 7b itu
bentrok. Si bapanya sampe ga masuk 7b berapa kali cumin gara2 jadwalnya yang
bentrok, aku ga terima dong yah secara gitu itu pelajaran yang paling tidak
usah berfikir kita hanya menjadi diri kita sendiri. Saat itu juga sudah banyak
anak yang nyusul si bapa ke kelas 7a, pati hasilnya nihil meeka kembali tanpa
bisa bertemu dengan guru BK nya terlebih dahulu karna udah keburu di usir sih
sama anak kelas 7a. akhirnya aku sebagai seorang wanita yang nekat menerobos
benteng pertahanan anak-anak 7a (lebih tepatnya benteng pertahanan lelaki 7a).
dengan gaya yang petantang-petenteng aku melangkahkan kakiku ke lantai atas,
dan kalian tahu apa ? sesampainya aku di lantai dua, belum sempat aku melangkahkan
kakiku untuk mewujudkan niatku untuk menemui guru BK itu.
“
whuuuuuu ……. “ sorak seluruh anak lelaki yang menjadi benteng pertahanan 7a
itu. Nyaliku menciut seketika, tapi yah aku harus membela hak aku dan
teman-teman ku yang lain. Akupun melanjutkan lenggangan kakiku memasuki kelas
7a. dan bertemu guru yang bersangkutan. Aku menjelaskan yang sebenarnya
terjadi, dan guru itu memahaminya. Untung saja dia seorang guru BK, jadi
mengeti permasalahan yang terjadi antara dua kelas kami.
Krekk..
akupun membuka pintu kelas 7a untuk segera keluar dari kandang harimau itu.
Semua mata tertuju padaku, aku langsung menundukan kepala saat menyadari hamper
semua orang di lantai dua melihatku dngan pandangan tidak suka. Tapi diluar
dugaan, ada seorang yang meneriaki namaku.
“
mentari, tuh di cari wildan.” Kata anak laki-laki itu padaku. Dulu aku belum
mengenal siapa sih wildan tu ? aku baru mendengar namanya pun dari sigit.
“
wildan yang mana ?” balasku pada anak laki-laki itu. Dia tidak menjawab dengan
kata-kata, tetapi dengan menarik langsung orangnya sampai di hadapanku. Tapi,
belum juga dengan jarak 100 meter wildan udah ngacir kaya orang yang abis liat
setan. Apa muka aku seseram itu ?
“ malu
wildan nya, nanti aja kalo dianya udah ga malu ya.” Kata anak laki-laki itu
lagi. Dengan seribu tanda Tanya akupun menuruni anak tangga dan kembali ke
kelas.
****
Tanpa
memedulikan kata-kata semua orang, aku tetap melakukan aktifitas seperti biasa.
Rutinitas yang dijalani oleh seorang anak kelas satu SMP. Sampai akhirnya tiba
juga pada bulan suci ramadhan, tradisi di sekolahku itu biasana melaksanakan
zakat fitrah di sekolah. Ya mau tidak mau semua murid harus melaksanakan aturan
itu, walaupun sebetulnya ga penting sih kan zakat fitrah itu bisa dimana saja
tergantung orang yang berzakatnya. Next, ketika itu pelaksanaan zakat di bagi
menjadi per dua kelas mau tidak mau 7b pasti dengan 7a lagi barengnya.
Satu-satu nama anak di panggil, mulai dari anak kelas 7a dulu. Arief di panggil
urutan pertama karna nama dia beraawalan huruf A, huruf pertama abjad. Ketika
arief sudah selesai melakukan zakat, dia menoleh ke arahku dan berkata “ di
tunggu diluar ya.” Akupun mengganguk seketika dengan apa yang telah arif
ucapkan tadi. Dia memerhatikanku dari sebrang kolam ikan, tanpa mengedip dan
sesekali mengajakku berbincang. Sementara kadaan di dalam kelas sangat berisik
aku mendengar seorang memanggil namaku.
“mentari.”
Panggil sigit dengan suara sedikit keras agar aku bisa mendengarnya. “apa?”
tanyaku lagi. “liat sini, wildan nya pengen liat muka kamu katanya.” Balas
sigit lagi. Lagi-lagi aku tidak mempedulikan perkataan sigit, aku kembali
menatap jendela karna di sebrang sana ada arif yang sedang berdiri di tepi
kolam. Buat apa juga aku peduli sama orang yang begitu liat aku langsung ngacir
kaya orang yang abis liat hantu jeruk purut.
****
Lama
kelamaan hubungan aku dan arifpun merenggang, karna arif jarang masuk sekolah.
Di asrama pun dia tidak ada, aku bingung harus cari dia kemana. Yasudahlah
karna aku orang nya juga tidak terlalu memikirkan orang lain bodo amat deh.
Justru dengan meregangnya hubungan aku dengan arif tanpa disadari menarik
simpatiku pada seorang wildan zarkasyi. Entah kenapa, tapi ya itulah yang aku
rasakan saat itu. Setiap habis pulang sekolah wildan dan teman-temannya pasti
main sapak bola di SDN1 peusing, kebetulan kamarku menghadap kea rah SD
tersebut makannya aku tau kalo abis pulang sekolah jadwal dia main bola sama
temen-temennya di SD. Tanpa aku sadari hamper setiap hari aku melihatnya main
bola, sampai-sampai semua kausnya aku hapal. Tapi aku selalu menolak yang aku
rasakan, aku bilang itu hal yang wajar karna melihat orang main bola belum
tentu aku suka sama orang yang mainnya. Semakin aku mengelak semakin kuat
perasaan itu, aku terus mengelak dari perasaan itu karna aku takut jatuh cinta
terlalu dini. Sampai suatu saat Mia, teman sekamarku member kabar yang membuat
hatiku ingin terbang rasanya. Dia bilang, kata yogi wildan minta biodata aku
gilakan ? kaget banget aku dengernya.
“kenapa ga minta sendiri aja.”
Kataku pada mia. “ ya kamu juga tau sendiri kali wildan orangnya kaya gimana,
pemalu banget liat kamu aja di langsung lari. Apalagi ngomong, pingsan kali
dia.” Balas mia lagi padaku. Aku diam karna aku ta tahu apa yang harus aku
lakukan saat itu. Sampai aku berkata “ dia aja dulu yang ngsih biodatanya ke
aku.” Candaku serius. “ oh oke-oke nanti aku bilang ke yogi.” Kata mia yang
menjawab tantanganku.
Sebenarnya aku ta penah serius
dengan yangku katakan tadi pada mia, tapi ternyata dia nganggep omongan aku itu
serius dan dia bilang semua yang aku omongin ke yogi. Dan akhirnya aku
mendapatkan biodata itu dari mia, ketika aku baca biodata itu. Gila, brondong
ternyata aku sama dia tua aku EMPAT HARI dong. Langsung frustasi aku baca itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar