Rasanya tak ada
otot dan saraf-saraf yang sanggup untuk melukiskan senyum diwajah ini selain
dipagi hari saat aku baru terbangun dari kematian sementara. Terlalu sulit, dan
sakit. Seolah ini adalah hal yang paling sulit aku lakukan saat ini. Menyunggingkan
seulas senyum tulus dari balik bibir ini. Tersenyum menjadi hal mustahil selain
terbang. Padahal dengan tersenyum aku bisa merasakan kebahagiaan itu kembali
dalam diri ini. Kebahagiaan yang nyaris tak teringat dalam otak ini, bahkan aku
lupa bagaimana rasanya bahagia. Ataukah aku pernah merasa bahagia ? aku rasa
pernah. Yah, aku yakin aku pernah bahagia. Itu terbukti dari semua foto yang
kupunya dari beberapa tahun lalu. Disitu, aku dan orang-orang disekitarku dapat
menyunggingkan senyum tulus dari balik bibir masing-masing. Dan ku rasa
senyuman itu adalah salah satu bukti kalau kita bahagia. Tersenyum, bercanda,
ceria, aku rasa itu aku satu tahun yang lalu. Takpernah aku merasakan kesedihan
yang teramat sangat seperti ini. Aku berusaha tidak mau sedih dan kembali
menjadi aku yang dulu, tapi apa daya. Aku terus mencari apa yang membuat hati
ini selalu menangis. Tetapi semakin aku mencari, aku semakin bingung dengan
segala sesuatu yang terjadi pada diri dan jiwaku.
MENANGIS TAK
BISA, TERTAWA TAK MAMPU
Aku rasa itu
kata yang pas untuk saat ini. Aku tak bisa menangis, karna aku tak punya alasan
kuat untuk membiarkan buliran bening ini meluncur melewati pipiku yang cabi.
Tapi akupun tak bisa bahkan tak mampu untuk tertawa. Karna tidak ada yang bisa
membuatku tertawa lepas seperti biasanya. Kini hanya ada sunyi, dan
kehawatiran. Aku rasa kesedihanku ini berawal saat mimpi itu terjadi.
Yah, mimpi yang
menjadi bunga tidurku kurang lebih dua bulan yang lalu. Dimimpi itu aku bertemu
dengan seorang wanita paruh baya yang wajah nya berwarna merah menyala. Wanita
itu menatap ku dengan tatapan tak suka dengan kebahagiaan. Aku takut akan
tatapan itu, dan akhirnya aku memutuskan untuk melarikan diri dari wanita itu.
Aku masuk kedalam mobil dan meminta ayahku mengemudikan mobil nya dengan sangat
cepat. Tapi, ketika mobil terus melaju dengan kecepatan yang sangat ekstra
justru wanita itu hinggap dikaca mobil tepat dimana saat itu aku duduk.
Ketakutan semakin aku rasakan saat itu, karna ketika aku menoleh kebelakang,
orang yang sangat aku harapkan ada saat itu justru tiba-tiba menghilang begitu
saja. Orang yang selalu berusaha menjagaku, orang yang tidak akan diam ketika
aku disalahkan, orang yang terlihat tidak peduli tapi sebetulnya jauh didalam
hati nya dia sangat peduli kepadaku, orang yang selalu menjawab semua
pertanyaan yang aku ajukan, tak ada dibelakangku saat itu. Jujur aku teramat
sangat takut, ditambah dia yang menghilang tiba-tiba. Karna yang aku harapkan
dia ada disini ketika aku takut. Aku terus menyuruh ayahku menambah kecepatan
mobilnya, sampai akhirnya kami sampai di suatu gedung. Yang tak lain dan tak
bukan adalah bangunan sekolahku, aku yakin itu pak mail yang menjaga pintu
gerbang. Dan aku meminta pak mail untuk tidak membukakan pintu gerbang jika ada
orang yang telah aku sebutkan cirri-ciri nya pada pa mail. Dan ia pun
menyanggupi permintaanku. Tapi ketika aku hendak masuk kedalam gedung,
tiba-tiba terlihat sosok wanita itu dari arah berlawanan. Aku tak ingin
melihatnya tapi tanpa aku sadari, aku terus melihat nya walau dengan perasaan
takut. Dan seketika, warna merah yang menutupi wanita itu hilang begitu saja.
Akhirnya aku memutuskan untuk berlari kedalam gedung, dengan perasaan
dag-dig-dug. Ternyata didalam gedung sedang ada hajatan. Yah tepatnya hajatan
pernikahan untukku, aku merasa aneh saat itu. Dengan siapa aku akan menikah ?
masa iya aku menikah ketika aku baru saja kehilangan orang yang begitu special
dalam hidup ini. Dan tak sempat aku melangsungkan pernikahan, aku langsung
terbangun.
Banyak orang
yang mengatakan mimpi itu hanyalah sebuah bunga tidur semata. Tapi disisi lain
ada juga yang mengatakan mimpi itu sebuah pertanda. Mungkin bagi Rasulullah
mimpi itu bisa berarti ada wahyu terkandung didalam nya. Tapi bagi seorang
manusia biasa seperti aku ini, apalah arti sebuah mimpi. Yah, mungkin kehidupan
ku saat ini tak kaitannya dengan mimpi itu. Tapi yang aku rasa, setelah mimpi
itu selesai justru muka ku yang berwarna merah. Karna ketika aku melihat wanita
yang wajah merah itu, ia kehilangan wajah merahnya. Dan aku rasa pula, jiwa
wanita itu ada dalam diriku saat ini. Tak mau melihat, mendengar, bahkan
mengetahui kebahagiaan orang lain. Sungguh jahat memang, tapi itulah aku yang
sekarang. Jahat, egois,dan tak senang melihat orang lain bahagia.
Andai saja aku
dapat terbagun dari mimpi buruk ini. Andai saja ada orang yang berhati tulus
membangunkan ku dengan lembut dan perlahan. Aku yakin, aku akan menemukan
kebahagiaan setelah aku terbangun. Dan aku akan kembali menjadi diriku yang
dulu. Aku yang selalu tersenyum, ceria, dan merasa bahagia jika melihat
kebahagiaan.
9 Juni 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar