Selasa, 03 Juli 2012

Kembalikan senyum itu


Rasanya tak ada otot dan saraf-saraf yang sanggup untuk melukiskan senyum diwajah ini selain dipagi hari saat aku baru terbangun dari kematian sementara. Terlalu sulit, dan sakit. Seolah ini adalah hal yang paling sulit aku lakukan saat ini. Menyunggingkan seulas senyum tulus dari balik bibir ini. Tersenyum menjadi hal mustahil selain terbang. Padahal dengan tersenyum aku bisa merasakan kebahagiaan itu kembali dalam diri ini. Kebahagiaan yang nyaris tak teringat dalam otak ini, bahkan aku lupa bagaimana rasanya bahagia. Ataukah aku pernah merasa bahagia ? aku rasa pernah. Yah, aku yakin aku pernah bahagia. Itu terbukti dari semua foto yang kupunya dari beberapa tahun lalu. Disitu, aku dan orang-orang disekitarku dapat menyunggingkan senyum tulus dari balik bibir masing-masing. Dan ku rasa senyuman itu adalah salah satu bukti kalau kita bahagia. Tersenyum, bercanda, ceria, aku rasa itu aku satu tahun yang lalu. Takpernah aku merasakan kesedihan yang teramat sangat seperti ini. Aku berusaha tidak mau sedih dan kembali menjadi aku yang dulu, tapi apa daya. Aku terus mencari apa yang membuat hati ini selalu menangis. Tetapi semakin aku mencari, aku semakin bingung dengan segala sesuatu yang terjadi pada diri dan jiwaku.
MENANGIS TAK BISA, TERTAWA TAK MAMPU
Aku rasa itu kata yang pas untuk saat ini. Aku tak bisa menangis, karna aku tak punya alasan kuat untuk membiarkan buliran bening ini meluncur melewati pipiku yang cabi. Tapi akupun tak bisa bahkan tak mampu untuk tertawa. Karna tidak ada yang bisa membuatku tertawa lepas seperti biasanya. Kini hanya ada sunyi, dan kehawatiran. Aku rasa kesedihanku ini berawal saat mimpi itu terjadi.
Yah, mimpi yang menjadi bunga tidurku kurang lebih dua bulan yang lalu. Dimimpi itu aku bertemu dengan seorang wanita paruh baya yang wajah nya berwarna merah menyala. Wanita itu menatap ku dengan tatapan tak suka dengan kebahagiaan. Aku takut akan tatapan itu, dan akhirnya aku memutuskan untuk melarikan diri dari wanita itu. Aku masuk kedalam mobil dan meminta ayahku mengemudikan mobil nya dengan sangat cepat. Tapi, ketika mobil terus melaju dengan kecepatan yang sangat ekstra justru wanita itu hinggap dikaca mobil tepat dimana saat itu aku duduk. Ketakutan semakin aku rasakan saat itu, karna ketika aku menoleh kebelakang, orang yang sangat aku harapkan ada saat itu justru tiba-tiba menghilang begitu saja. Orang yang selalu berusaha menjagaku, orang yang tidak akan diam ketika aku disalahkan, orang yang terlihat tidak peduli tapi sebetulnya jauh didalam hati nya dia sangat peduli kepadaku, orang yang selalu menjawab semua pertanyaan yang aku ajukan, tak ada dibelakangku saat itu. Jujur aku teramat sangat takut, ditambah dia yang menghilang tiba-tiba. Karna yang aku harapkan dia ada disini ketika aku takut. Aku terus menyuruh ayahku menambah kecepatan mobilnya, sampai akhirnya kami sampai di suatu gedung. Yang tak lain dan tak bukan adalah bangunan sekolahku, aku yakin itu pak mail yang menjaga pintu gerbang. Dan aku meminta pak mail untuk tidak membukakan pintu gerbang jika ada orang yang telah aku sebutkan cirri-ciri nya pada pa mail. Dan ia pun menyanggupi permintaanku. Tapi ketika aku hendak masuk kedalam gedung, tiba-tiba terlihat sosok wanita itu dari arah berlawanan. Aku tak ingin melihatnya tapi tanpa aku sadari, aku terus melihat nya walau dengan perasaan takut. Dan seketika, warna merah yang menutupi wanita itu hilang begitu saja. Akhirnya aku memutuskan untuk berlari kedalam gedung, dengan perasaan dag-dig-dug. Ternyata didalam gedung sedang ada hajatan. Yah tepatnya hajatan pernikahan untukku, aku merasa aneh saat itu. Dengan siapa aku akan menikah ? masa iya aku menikah ketika aku baru saja kehilangan orang yang begitu special dalam hidup ini. Dan tak sempat aku melangsungkan pernikahan, aku langsung terbangun.
Banyak orang yang mengatakan mimpi itu hanyalah sebuah bunga tidur semata. Tapi disisi lain ada juga yang mengatakan mimpi itu sebuah pertanda. Mungkin bagi Rasulullah mimpi itu bisa berarti ada wahyu terkandung didalam nya. Tapi bagi seorang manusia biasa seperti aku ini, apalah arti sebuah mimpi. Yah, mungkin kehidupan ku saat ini tak kaitannya dengan mimpi itu. Tapi yang aku rasa, setelah mimpi itu selesai justru muka ku yang berwarna merah. Karna ketika aku melihat wanita yang wajah merah itu, ia kehilangan wajah merahnya. Dan aku rasa pula, jiwa wanita itu ada dalam diriku saat ini. Tak mau melihat, mendengar, bahkan mengetahui kebahagiaan orang lain. Sungguh jahat memang, tapi itulah aku yang sekarang. Jahat, egois,dan tak senang melihat orang lain bahagia.
Andai saja aku dapat terbagun dari mimpi buruk ini. Andai saja ada orang yang berhati tulus membangunkan ku dengan lembut dan perlahan. Aku yakin, aku akan menemukan kebahagiaan setelah aku terbangun. Dan aku akan kembali menjadi diriku yang dulu. Aku yang selalu tersenyum, ceria, dan merasa bahagia jika melihat kebahagiaan.


9 Juni 2012